Surat Cinta Untuk Basuki Thahaja Purnama part II
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ9IZnHm17vRvuBvMd5-mhF3DX4rI6bp0H82yG2_COMVP8GDA6bCfRuS1HMSaqVQwQtxEAjN86sVfAprRq_OWhyu-iYEha5EvXsnC8WUXwen1Y3lWEmd0_J498WaiaEN3KUvnuvNh7fmEq/s400/ahok+ganteng.jpg)
Surat Cinta untuk Basuki Thajaja Purnama part 1
Sudah
6 bulan lebih lamanya sejak saya menuliskan surat cinta saya yang pertama. Dan selama
6 bulan lebih itu pula saya mendapat banyak pertanyaan dari teman saya, perihal mengapa
saya begitu tergila-gila denganmu. “Kamu kan bukan orang Jakarta” begitu
kalimat yang sering mereka katakan. Sayapun sempat terdiam dan tidak menjawab. Apa cinta itu harus berasal dari daerah yang sama ya? Huft, cintakan tak selalu butuh alasan.
Sudah bulan Oktober, sudah
7 bulan berlalu dari bulan Maret kemarin. Saya juga sudah akan mendekati
semester akhir dari masa perkuliahan. Betapa waktu cepat berlalu bukan.
Setengah tahun, bukan waktu yang singkat buatku untuk menumpuk rindu dan
semakin menganggumimu dalam diam. Walau sesekali saya disibukkan beberapa tugas
kuliah yang tidak berkurang setiap minggunya, sebisa mungkin saya selalu menyempatkan diri untuk mengetahui kabarmu
dari media manapun yang sanggup untuk saya raih. Membuka mata dan menajamkan
telinga setiap kali beberapa dari mereka menyebutkan namamu disela-sela
perkataanya yang berkoar-koar. Baik dari mereka yang ada dipihakmu, maupun yang
mencoba untuk mencari celah dari setiap kebijakan yang sudah kauputuskan.
Banyak sekali yang membicarakanmu diluar sana. Saya sampai risih dan ingin memaki mereka saja. Tetapi kemudian saya sadar, kalau saya ikut marah, berarti saya tidak ada bedanya dengan mereka. Entah untuk maksud dan tujuan apa mereka seperti itu saya gagal paham. Terkadang saya hanya bergeming sebentar, minum kopi dan kemudian tersenyum simpul ketika mereka mencoba untuk menjatuhkanmu. Saya merasa miris, mungkin mereka butuh piknik. Saya sarankan untuk berkunjung ke kotaku saja, kota Malang. Ada Kampung warna Jodipan dekat Stasiun kota Malang yang bisa mereka kunjungi. Siapa tahu hidupnya bisa lebih indah dan memaknai perbedaan dari setiap goresan warna yang ada disana.
Teruntuk Calon Gubernur Jakarta yang saya cintai.
Saya dengar kamu sudah memilih pasangan untuk bersanding denganmu saat pemilihan Gubernur DKI mendatang. Pasangan yang sama dengan yang sebelumnya, gambar pasangan yang akan mendampingimu pada nomor urut dua kertas pemilihan suara nanti. Juga yang menjadi alasan membawamu maju melalui jalur partai. Saya tahu, banyak partai besar yang mendukungmu. Salah satunya partai yang dipimpin oleh Ibu mantan Presiden dari Negara kita ini dulu. Dan dari itu pula mulai muncul banyak polemik yang mencoba untuk memberi isu miring tentangmu. Tentang maksud politik dibalik ini semua, tentang tujuan tertentu antar golongan, tentang siapa yang nantinya akan mengambil peran, tentang yang lebih berkuasa dan kaum yang lemah, tentang… ya sudahlah sayapun tidak mau ambil pusing. Saya tidak terlalu mengerti tentang politik dan juga tidak mau berpura-pura untuk memberi analisis membangun seperti para politikus handal yang sering saya lihat di televisi. Yang saya tahu kamu adalah orang yang jujur dan tegas. Tidak tinggal diam bila sesuatu yang buruk dan ketidak-adilan terjadi, bukan begitu? Oh iya, saya hampir lupa. Juga tentang relawan yang dulunya membantumu untuk mengumpulkan 1jt KTP. Masa dimana kamu akan maju melalui jalur non partai. Saya rasa dengan merekapun tidak ada masalah. Melalui artikel (sumber media yang terpecaya), yang saya baca hari ini mereka masih tetap akan membantu dan tetap menjadi relawan yang tertib. Puji Tuhan, semesta memang akan selalu mendukung niat dan tujuan yang baik ya :') Saya rasa, semuapun akan sependapat dengan saya.
Dear Gubernur Jakarta yang sedang dalam masa cuti.
Terhitung dari tanggal
besok, 28 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017 kamu akan ada dalam masa cuti kampanye.
Untuk sementara tugasmu akan digantikan oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri, Bapak Soni Sumarsono. Waktu yang cukup bagimu untuk
lebih memantapkan diri dan meyakinkan banyak orang atas tujuanmu untuk
masyarakat dan kota Jakarta yang lebih baik. Kota Metropolitan Jakarta yang
berkelas dunia, katanya.
Di penghujung tahun ini, cuaca sedang tidak baik-baiknya. Sering hujan, dan tiba-tiba saja terik matahari menyengat kulit. Jangan lupa banyak mengkonsumsi air putih agar kondisi tubuhmu tetap prima, begitu isi artikel kesehatan yang pernah kubaca tempo hari. Akan lebih banyak tempat yang kamu kunjungi. Lebih merakyatlah dan Jadi diri sendiri. Tidak perlu khawatir tentang gaya bicaramu yang ditentang banyak orang dan katanya suka marah-marah itu. Saya juga mengalami hal yang sama. Saya adalah orang batak yang sering dianggap marah-marah ketika menjelaskan perihal sesuatu kepada teman saya. Padahal niat sayakan baik, suaranya saja yang kuat, padahal saya punya hati selembut kembang gula *eh. Ketika pada akhirnya mereka menyadari, dan tahu bahwa itu adalah khas dari daerah saya dan tidak dilandasi niat buruk sedikitpun. Kalau bukan begitu berarti saya bukan Batak. Hal yang sama denganmu, kalau kamu tidak begitu, bukan orang Belitung dong namanya. Ada begitu banyak budaya yang melambangkan keberagaman di bumi Nusantara ini. Dan budaya kita, juga termasuk dalam keberagaman itu. Keberagaman yang justru mencerminkan bahwa kita semua itu satu.
Maaf saya tidak bisa menemanimu disana. Ada banyak tanggungjawab yang harus saya selesaikan disini. Dari ujung timur Pulau Jawa ini saya akan selalu membawa namamu dalam doa. Semoga segala rencana baik, dan semua kegiatan yang akan kamu lakukan selama 4 bulan kedepan terberkati oleh lindungan Tuhan. Awali harimu dengan Doa, agar sepanjang hari yang mengikutimu bermanfaat bagi orang lain.
Sampai sekarang saya juga belum tahu bagaimana cara saya untuk mengungkapkan perasaan saya ini kepadamu. Saya tahu, saya adalah seorang pengecut yang hanya berani menulisimu surat yang tak seberapa ini. Saya tidak seberani Dilan yang berani mengungkapkan perasaanya pada Milea, buku karangan Pidi Baiq yang berulangkali membuatku merasa malu. Yang bisa saya lakukan hanya menunggu waktu yang tepat, dan semakin memperbaiki kualitas
diri saya.
Supaya suatu saat nanti, kalau saya bertemu kamu, saya punya sesuatu yang bisa saya banggakan.
Supaya suatu saat nanti, kalau saya bertemu kamu, saya punya sesuatu yang bisa saya banggakan.
Saya menganggumi kamu, dan selalu akan seperti itu.
Salam
Salam
:3
BalasHapusSalam 2 jari adik Jean..
surat cinta yang sangat berkelas..
hehehe
sudah terbiasa kayaknya.
HORAS...HORAS....HORAS....
Hahaha mauliate kak/bang :) Horass!!!
Hapustjakeppp
BalasHapus*kibas poni*
HapusSaya belum pernah bertemu dengan kamu.. Tetapi sering membaca tulisan yang kamu punya.. Saya suka.
BalasHapus