Halusinasi.


Surabaya telah menjadi rumah yang nyaman selama dua bulan ini.
Pagi hari, matahari terang, cerah, memberi kehangatan.
Siang, hujan deras penuh gemuruh dan sesekali mengeluarkan petir.

Sayang imunku terlalu lemah menghadapi musim pancaroba seperti ini.
Yang mengharuskanku untuk menginap di Rumah Sakit.
Bakteri dan Virus di udara terlalu kuat untuk sistem pertahanan tubuhku yang masih belum beradaptasi.

Sesekali terbangun di malam hari dan berharap sedang di rumah.
Sesekali terbangun di tengah malam dan berharap ada ibu yang tidur dan memeluk dari belakang.
Sesekali menangis ketika jarum suntik harus mengambil darah sebagai sampel untuk.. entah tes yang keberapa. Aku semakin sedih karena hal ini bisa mengurangi haemoglobin yang sudah lama kutabung.
Begitulah kira-kira halusinasi kecil seorang anak yang sedang rindu rumah.

Seandainya aku punya kenalan seorang petinggi di Negara ini.
Mungkin aku akan meminta harga tiket pesawat bisa lebih rendah.
Aku rindu rumah, mungkin obatnya adalah rumah. Tolong ya?

Komentar

Postingan Populer