Perspektif
Saya selalu memiliki pandangan seperti ini, “semua orang adalah baik”. Tanpa terkecuali. Apapun pendidikan, dan keberadaanya dalam kehidupannya, semua orang pada dasarnya adalah baik. Saya selalu berprinsip demikian, Bapak saya yang mengajarkannya.
Semua orang selalu melakukan kebaikan. Baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk beberapa orang disekitarnya. Tetapi mutlak melakukannya untuk semua orang, itu amat kecil kemungkinannya.
Setiap orang pasti berusaha untuk berbuat baik, namun perspektif seseoranglah yang membentuk sebuah defenisi “ke-tidak baik-an” itu.
Kebaikan memiliki arti yang berbeda pada setiap orang. Tak bisa dipungkiri, mengikuti kodrat yang mengatakan bahwa kita unik, hal tersebut sangat wajar untuk terjadi dan menjadi hal yang mudah untuk diterima, bahwa setiap orang akan memiliki sudut pandang yang berbeda.
Katanya hidup itu seperti dua sisi koin yang berbeda. Bertolak belakang dan berlawanan, namun saling membutuhkan untuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Setiap hal memiliki dua sisi yang berbeda, namun keduanya saling melengkapi untuk menjadi satu.
Seperti dua sisi koin, sesuatu hal selalu berada diantara sisi ‘baik’ dan 'tidak baik’ tergantung mengikuti bagaimana perspektif seseorang.
Terbukalah pada setiap dua sisi koin. Yang seseorang lakukan tidak selamanya buruk juga tidak selamanya baik.
Beradalah pada dua sisi koin yang saling bertolak belakang, karena yang kita mau tidak selalu menjadi yang orang mau.
Beradaptasilah ketika sesuatu itu tidak sesuai dengan perspektifmu, karena ketidak-baik-an yang kamu pikirkan, tidak selamanya buruk bagi orang lain.
Tidak suka, tidak mau, tidak setuju, tidak selalu menebar kebencian.
Komentar
Posting Komentar