Strugling with Skripsi.
Tugas
akhir terlalu menguras tenaga, emosi dan pikiran. Salah seorang teman jauh
memintaku untuk menulisnya. Katanya dia pengen tau, proses yang kujalani ini
se-struggle apa.
Pasti menyenangkan dan menguntungkan. Karena akan mendapatkan banyak sekali ilmu baru, yang pada dasarnya ketika masih di awal perkuliahan kita belum mengetahuinya. Proses yang sulit, dan sangat detail akan menuntut kita untuk lebih produktif dan belajar lagi pada berbagai buku, atau literatur lain.
Pasti menyenangkan dan menguntungkan. Karena akan mendapatkan banyak sekali ilmu baru, yang pada dasarnya ketika masih di awal perkuliahan kita belum mengetahuinya. Proses yang sulit, dan sangat detail akan menuntut kita untuk lebih produktif dan belajar lagi pada berbagai buku, atau literatur lain.
(kalau gue enggak. pemalas mah beda.. hehehe)
Sebenarnya
ada banyak sekali hal baru yang kutemui selama penelitian untuk tugas akhir
ini. Banyak suka dukanya. Walau kelihatannya, proporsi dukanya terasa lebih banyak
hehehe. But it was fun, actually.
Baru semester
ini ngalamin yang namanya datang ke kampus masih pagi sekali. Laboratorium
masih tutup. Ketemu dengan OB yang lagi bersih-bersih, dan pulang dari kampus masih
bersama dengan OB juga yang mau menutup pintu Gedung, dan akan bersih-bersih
juga. Datang ke kampus masih wangi dan segar sehabis mandi, pulang dari kampus
dekil, kusam, keringatan, wajah pabrik minyak dan kelupaan lepas masker yang
digunakan sehabis dari Laboratorium. Kadang suka lupa, maskernya sudah digunakan berapa kali. Seminggu ke kampus wajar. Ngerelain sabtu-minggu di Lab, yang seharusnya waktu yang dipakai untuk jalan-jalan, makan banyak dan membabu. Namun yang dirasakan ketika tidak ke kampus seperti ada yang kurang, khawatir, kepikiran sama isolat penelitian yang (bisa
jadi akan) kontaminasi atau rusak. Rasanya pengen nangis kalau uji
pendahuluannya gagal dan ngulang lagi dari awal, sampai berkali-kali. Sedih.
Keliatannya
terlalu berlebihan ya?.. Tapi memang seperti itu kenyataannya. Terus mau gimana..
Memang tidak semua orang yang sedang mengerjakan tugas akhir akan mengalami hal yang sama. Karena, beberapa ada yang bekerja di Lab, beberapa tidak. Jadi masing-masing punya kesusahan dan tantangannya tersendiri :)
Memang tidak semua orang yang sedang mengerjakan tugas akhir akan mengalami hal yang sama. Karena, beberapa ada yang bekerja di Lab, beberapa tidak. Jadi masing-masing punya kesusahan dan tantangannya tersendiri :)
Suapaya tidak terlalu terbawa suasana yang serius, aku selalu berusaha membawa diriku pada kondisi yang tidak membuat cemas. Banyak juga
hal lucu dan menyenangkan yang terkadang bisa jadi penghibur ketika lagi down. Yang pertama adalah Es Capucino Kantin. Tidak peduli hari
itu seberat apa. Bosan karena menunggu alat yang lagi antri, lelah habis ngasisteni
praktikum, lelah ketika harus mencuci alat-alat dan mensterilkannya, sedih
ketika dosbing sedang diluar kota, atau menyuruh kita untuk mengulang kembali
penelitian, segelas Es Capucino kantin seharga Rp.6.000,- selalu bisa mengembalikan
dahaga dan mood. Aku tidak tau,
mungkin ibu kantin mencampurkannya dengan sedikit susu kental manis, atau coklat, atau apaa. Entahlah..
aku selalu merasa ada yang beda dengan Es Capucinonya. Dan aku suka!
Kedua adalah, pulang sore. Dari Februari lalu, hingga sekarang Malang sepertinya sedang dalam kondisi
hati yang baik. Pagi hari cerah dan langitnya biru. Sorepun masih cerah, dengan
sedikit warna merah jambu pada langitnya. Hampir tidak pernah hujan. Well, hujan memang sesekali. Tapi tidak
sesering intensitasnnya ketika bulan Desember kemarin. Aku selalu senang pulang
ketika hari sudah mulai petang. Lebih memilih untuk berjalan kaki, menggunakan
headset mendengarkan lagu, dan meminum Es Capucino yang kubeli tadi siang. Karena
memang jarak kost ke kampus-pun tidak terlalu jauh. Walau wajah gue dekil penuh
minyak, setidaknya Malang masih menerima gue dengan suasananya yang baik .
hahaha (btw gue ngetiknya sambil tertawa).
Yang ketiga
adalah, menjadi asisten praktikum.
Sebenarnya ini adalah kali pertama aku menjadi asisten praktikum, ketika jauh
sebelum hari ini rencana itu tertimbun dalam kemalasan dan angan-angan, alias
wacana. Sebelum memasuki semester ehem.. semester 8 ini, aku memang sudah
benar-benar memutuskan untuk menjadi asisten praktikum. Apapun yang terjadi,
aku harus bisa! Seperti itu tekad ini terngiang nyaring di dalam pikiranku. Hal
ini kurencanakan untuk mengantisipasi ketika penelitian nanti aku agak “stress”,
atau bosan. Jadi aku merasa bahwa asisten praktikum akan menjadi angin segar
untuk kegiatan penelitian yang terlalu “serius” dan monoton. Puji Tuhan, hal
itu tidak lagi menjadi wacana. Walau beberapa kali urusan praktikum juga
menjadi sangat menyita waktu, pikiran dan tenaga. Tapi semua tergantung
bagaimana kita mengatur/me-manage-nya,
InsyaTuhan, semua masih akan didalam kendali yang aman.
Yang keempat
adalah, bertemu dan berkenalan dengan
orang baru. Semester ini, jumlah orang baru yang kukenal drastis meningkat.
Berhubung, aku adalah jenis manusia yang kurang suka membuka diri untuk
lingkungan baru, tertutup, dan memasang wajah tidak menyenangkan apabila dipertemukan
dengan orang asing. Memang semakin kesini aku semakin belajar bagaimana cara
berinteraksi yang baik dengan orang lain. Walau masih belum terbilang dalam
pencapaian yang baik, setidaknya sudah berusaha. Dan ternyata menyenangkan. Jadi
tahu rasanya dihargai, dan tahu cara menghargai. Jadi tahu kalau hal kecil yang
suka diabaikan ternyata memberi pelajaran yang amat besar bagi diri kita sendiri.
Dibalik ini semua, semester seperti ini mampu membuat kita merasa sendirian. Suka merasa
bahwa orang-orang sedang tidak peduli kepada kita. Atau orang-orang tidak tau
pergumulan apa yang kita lalui. Kerap sekali mendapat pernyataan atau perkataan
yang semakin membuat jatuh. Padahal, setiap orang punya masalah dan
pekerjaannya masing-masing. Maka tidak baik apabila disaat seperti ini kita
juga menghakimi orang lain. Yang terpenting adalah menjaga diri untuk tetap
bahagia. Sebisa mungkin membuang jauh semua pikiran negatif. Beradalah sedekat mungkin dengan orang yang membuatmu bahagia. Mungkin bisa dikombinasikan dengan Es Capucino. Dari proses
penelitian ini, tanpa disadari akan membuat siapapun menjadi dewasa. Baik dari
segi pola pikir ataupun tindakan.
.
.
.
.
.
.
Yang terakhir dan
yang paling utama dari semua ini adalah porsi
makanku yang juga meningkat. Harapan dan mimpi paling besar yang
dicita-citakan emak gue. Puji Tuhan mak! doa mama terkabul.
Komentar
Posting Komentar