30 Hari Bercerita - Untuk Ghorby

 


Every relationship will get “boring” after you’ve been together for years. Whether it be a friendship or a romantic relationship.

Namanya Ghorby. 

Ini bukan kali pertama aku menulis tentangnya. Yang sebelumnya sudah sangat lama, dan sudah setahunan ini aku jarang menulis entah karena pandemi atau kesibukan lain yang tidak kusadari. 

Hari ini aku ingin mendedikasikan tulisan ini untuknya. Orang baik yang sudah bersamaku 5 tahun belakangan ini.

I am a typical long-term-relationship-person and also long-distance-relationship. Dari dulu ketika ingin menjalin hubungan berpacaran dengan seseorang, aku adalah tipikal orang yang mengharapkan “hubungan”ku bisa bertahan lama (karena aku cukup berkomitmen untuk itu), dan juga pada hubungan jarak jauh. 

Karena berkomitmen, aku sering terlalu banyak menginvestasikan banyak hal. Perasaan, waktu, materi, tenaga.. banyak banget. Tetapi karena satu dan lain hal hubungan itu gagal. Entah karena perselingkuhan, tidak satu frekuensi dan lain sebagainya. Maka ketika hubungan itu berakhir, aku merasa sangat tersakiti dan kehilangan.

Kenapa hubungan jarak jauh?
Karena aku selalu merasa bahwa usiaku (dibawah 25 tahun pada saat itu) adalah usia dimana aku harus fokus pada prioritas yang sedang aku perjuangkan. Misalnya pendidikan, dan karir. Aku tidak bisa membagi keduanya pada porsi yang sesuai, maka aku merasa hubungan jarak jauh adalah solusi yang terbaik. Walau rate keberhasilannya hanya 5%. 

Ghorby is my friend from high school. Aku dan dia dulu bersekolah di SMA yang sama. Kita sekelas di kelas 2 dan 3. Kalau dihitung-hitung kita sudah saling mengenal kurang lebih selama satu dekade, namun intens berhubungan baru 5 tahun belakangan ini.

Antara aku dan Ghorby, hubungan jarak jauh tidaklah mudah. Apalagi jam kerja kita lumayan berbeda. Jam kerjanya cukup fleksibel, dimana ketika waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat (terkadang, walau cukup sering) dia masih bekerja. Tahun 2018-2019 adalah yang paling berat. Ada hari baik, pun ada hari yang sangat buruk. Ada saat dimana kita berdua sangat egois, tapi ada saat dimana salah satunya ada yang mengalah.

Kepribadian kitapun berbeda jauh. Aku adalah orang yang merencanakan segala sesuatunya, terperinci. Ghorby adalah orang yang spontan. Dia memiliki banyak teman, dan mudah bergaul. Aku tidak. Banyak sekali perbedaan jika ditimbang, tetapi semuanya menjadi terasa menyenangkan karena dijalani bersama.

Melalui tulisan ini aku ingin mengucapkan terima kasih untuknya. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, juga belum waktu yang lama. Ada banyak orang diluar sana yang mungkin mengalami hal yang lebih besar, but let me tell you mine

Terima kasih karena sudah memberiku banyak sekali pengertian melewati hari-hari beratku. Terima kasih karena masih memilih untuk tinggal melewati banyak sekali masalah, yang seringkali membuatnya kesusahan. Terima kasih karena sudah menurunkan ego, tidak ada yang lebih baik daripada ini.

Aku akan tetap menginvestasikan banyak hal pada hubungan ini, perasaan dan waktu. Apapun yang bisa kuberi. Dan semoga kali ini pada orang yang tepat.

Aku banyak belajar untuk menjadi manusia bersamanya. Walau masih belajar, dan akan selalu belajar.

Sekali lagi,  tulisan ini kudedikasikan untuknya. 
Orang baik yang sudah bersamaku 5 tahun belakangan ini dan (semoga) untuk seterusnya.



Komentar

Postingan Populer