road to Plant Protection Day 2017

Plant Protection Day 2017
Sampurasun Bandung..

Akhirnya mengunjungi kota Bandung lagi.
Puji Tuhan pada tanggal 31 Oktober – 1 November kemarin turut menjadi bagian dari delegasi Universitas Brawijaya dalam bidang Paper Competition di Universitas Padjajaran Bandung.
Plant Protection Day (PPD) merupakan acara tahunan rutin skala nasional yang diadakan oleh Klinik Tanaman dan bekerjasama dengan Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Tahun ini, PPD terdiri dari 4 rangkaian acara. Seminar Nasional, LCC (Lomba Cerdas Cermat) dan PC (Paper Competition), City Tour dan Closing Ceremony. PPD mengadakan dua jenis lomba yaitu PC dan LCC yang ditujukan untuk seluruh mahasiswa di Indonesia dengan tema “Inovasi Perlindungan Tanaman untuk Ketahanan Pangan Nasional”.

Semua terjadi sangat cepat, dan tanpa persiapan yang matang. Untuk pengalaman pertama, it was a great experience, really. Setelah melalui banyak sekali cobaan untuk mengikuti lomba ini, finally its over.
Berawal dari 2 atau 3 minggu sebelum lomba, aku di chat secara personal oleh salah seorang anggota Himpunan jurusan dengan mengirimkan sebuah postingan di line dari OA PPD 2017. Tanpa membaca isi dari kiriman tersebut, akupun menghiraukannya dan menganggap bahwa mereka memilih atau menawarkan ke orang yang salah wkwk  Short long story, aku merasa sedikit menyesal karena sudah menghiraukan tawaran tersebut. In case, kenapa kita membiarkan sesuatu yang bermanfaat seperti ini dibiarkan begitu saja. Akupun mulai mencari-cari orang yang akan ikut denganku dalam lomba ini. Karena lomba ini bersifat tim, bukan perseorangan/individu. Baiknya Tuhan mempertemukanku dengan dua orang baik yang mau bergabung denganku. Melalui iming-iming bahwa “ayolah lebih produktif di semester akhir”, “emang mau lulus gak bawa apa-apa”, “nanti kamu nyesal loh”, dan berbagai rayuan pulau kelapa lainnya, mereka pun luluh. Bertemu, dan membicarakan ide, kemudian mulai menyusun kerangka berpikir. Karena paper yang kami ajukan ini adalah non-research jadi semua hanya berpacu pada studi literature dan penelitian sebelumnya untuk memperkuat ide yang kami gagas.
Sampai kepada tahap 70% pengerjaan, akupun mendapat kabar bahwa seorang teman yang bagian dari timku ingin mengundurkan diri. Dengan berbagai alasan yang sebenarnya kurang bisa kuterima baik dari hati maupun logika, akupun merelekannya. Aku berpikir bahwa mungkin memang belum waktunya saja untuk mengikuti lomba ini. Mungkin nanti, entah kapan, di waktu yang tepat.
Sehari sebelum pengumpulan abstrak, aku mulai dilema. Dilema antara ikut atau tidak dalam lomba ini. Mulai berpikir dan mencari alasan untuk menenangkan diri sendiri. Tidak bisa. Aku masih terus memikirkannya. Hingga aku memberanikan diri untuk menawarkannya pada temanku yang lain. Riyanti namanya. Aku menjelaskan semuanya dari awal. Keinginanku untuk ikut lomba ini, bagaimana orang yang seharusnya menjadi bagian dari timku mengundurkan diri, kegalauanku dan persiapanku yang masih belum total. Aku mengatakan padanya tak seharusnya aku gampang merelakan sesuatu yang sudah kumulai, tetapi tidak akan maksimal juga bila aku seorang diri saja, aku membutuhkan teman, dan dia adalah orang yang mungkin bisa membantuku. Seperti seseorang yang mendapat air di padang gurun, konfirmasi setuju dari Riyanti sangat menyenangkan jiwaku. Aku tau ini sedikit berlebihan, but from the deepest of my heart, she really made my day. Mungkin aku tidak mengatakan yang sejujujurnya padanya, bahwa selama kurang lebih 4 tahun berteman, hari itu adalah hari yang benar-benar patut ku syukuri karenanya.
Tibalah hari pengumpulan abstrak. Walau sedikit terjadi kesalahan dimana-mana, asbtrak paper pun sudah sampai di tangan panitia PPD dengan selamat. Abstrak yang terkumpul masih akan dilakukan seleksi oleh pihak PPD sendiri, dan akan diumumkan 2 hari setelah pengumpulan abstrak.
Teng tedeng tedeng…. Abstrakpun lolos seleksi pertama.
Senang dong. Dalam hati, “Ya Tuhan. Kenapa belum ngapa-ngapain aja rasanya udah bahagia bangat pake a”. :D
Akupun mendiskusikannya bersama Riyanti. Tentang bagaimana menyelesaikan paper ini, dan ide yang masih belum fix 100%. Kitapun sempat dilema antara pergi atau tidak mengingat biaya yang dikeluarkan tidak terhitung sedikit karena sudah tidak melalui himpunan jurusan. Puji Tuhan, ketika meminta persetujuan dari Kepala Jurusan, beliaupun mensposori perjalanan kami ini. Jadilah kita ke Bandung, ke Nangor, ketemu akang kasep dan eceu geulis.
Enam belas jam, kereta api ekonomi Malabar rute Malang-Bandung. Berangkat jam 4 sore dari stasiun Malang, tiba pukul 8 Pagi di Stasiun Bandung dan mendarat dengan damai di penginapan pukul 2 siang di Jatinangor.
Besoknya adalah hari perlombaan untuk yang LCC dan PC. Lomba diadakan secara terpisah di gedung Rektorat Universitas Padjajaran, Jatinangor. Gedung rektorat yang sangat besar, megah dan mewah. Untuk PC sendiri lombanya dilaksanakan dengan cara presentasi yang dinilai oleh 3 juri (tidak berasal dari instansi UNPAD sendiri). Ada yang dari Balai Penelitian KEMENTAN, dosen SITH ITB dan salah satu mahasiswa S2 pertanian. Acara dimulai pukul 7 pagi sampai 4 sore yang diikuti oleh 17 tim delegasi.

.
.
.
.
Menurut kamu akhir dari postingan kali ini apa?
            As I said from the very first beginning, it was a great experience.
            Terpujilah Tuhan yang memberikan pengalaman berharga ini.  Berada diantara orang pintar (terus ikut-ikutan pintar deh wkwk) dan berbicara seolah mereka sedang mendengar sesuatu yang belum pernah mereka dengar. I feel the atmospehere, sampai sekarang.
Terimakasih PPD, terimakasih UNPAD untuk pengalaman berharganya.
Semoga aku dipertemukan lagi dengan kesempatan seperti ini.
Dengan kemampuan dan kualitas yang lebih baik lagi.
Delegasi Univ.Brawijaya PPD UNPAD 2017

Riyanti Laura Pasaribu

Sampai Jumpa, Bandung.




Komentar

Postingan Populer