About Grand'Ma
Profil singkat Ibu P. Sigalingging by Jacob Tambunan.
Posted on facebook at 29th June 2011.
My Grandma, P br. Galingging lahir 10 Juli 1935, pada tanggal 10 Juli nanti, kami genap berselisih 60thn, Op. Bopas panggoarannya. Ia adalah panutan di keluarga kami. Ia seorang janda kaya, bersama dengan teman-temannya dipunguan Inahanna :D. Opungku seorang guru Sejarah yang paling hebat di Pangururan, bahkan guru-guruku sewaktu SMP selalu mengatakan tentang kehebatan Nenek bercucu 16 tsb kepadaku. Ia juga seorang seniman, ia pintar bernyanyi, suara khasnya 'suara dua/ alto'. Ia seorang yg taat beribadah, selalu menyerahkan segala sesuatunya di dalam doa dan di gereja sangat aktif dalam pelayanan melalui kegiatan koor dan dia selalu duduk dibangku terdepan kalau di gereja. Opungku juga orang yg hemat, sangat hemat (kehematan Opungku ini ditiru semua putrinya, kecuali Nambo Eni), tidak seperti Opung Doli yg loyarnya minta ampun:D. Tapi, sekarang kehematannya berkurang, sejak kekasih hatinya pergi meninggalkannya. Kehematan itulah yg membuat semua anak-anaknya sukses. Opungku ini adalah orang yg perhatian pada sekolah dan pendidikan. Ia sering memotivasiku dari 8 tokoh inspirasiku, yaitu anak-anak Opungku, baik itu dari Seorang guru yang sangat cerewet. Mantan DPRD yg baik dan berpendirian tetap. Seorang jagoan yg penurut. Seorang Pendeta yg pintar dan cantik . Seorang yg pekerja keras, suka mencuci, membersihkan rumah. Seorang yg banyak uang dan juga pekerja keras dan sangat suka bersih-berish. Seorang teknisi yang pintar Kimia. Dan dr seorang Ibu Dosen yg pintar (kalau aku mahasiswanya, aku akan mengerti semua yg diterangkannya, karena ia menereangkan lebih dari seorang guru), mentel, cantik dan baik serta mempunyai banyak cinta utk kami semua.
Ia selalu mendoakan apa yg kucita-citakan, kalau aku minta Bupati, dia akan mendoakannya, kalau aku minta sekolah di Malang, ia akan mendoakannya, and so on. She is my inspiration and she is Super GrandMa.
I (Wilshere) and GrandMa :
Untuk saat ini, aku adalah cucu yg paling dekat dengannya. Tiap hari Rabu aku diangkatnya sebagai pegawainya (pekerjaan ini turun-temurun, mulai dari Ayahku sampai aku saat ini) dengan gaji yg membuat diriku jadi mandiri untuk urusan uang sekolah, jajan dsb. Selain uang, pagi-pagi dapat sarapan dan kadang dapat baju. Ia adalah Opung yg paling hebat dengan urusan bisnis, ia pebisnis baju dan ulos. Untuk saat tertentu, kadang aku dibuatnya jadi satpamnya jika dia berbelanja ke Siantar. Untuk perjalanan jauh, kadang aku meragukannya. Tapi, puji Tuhan, Opung masih kuat (super GrandMa). Aku berharap dapat menemani Opungku selama mungkin, seperti janjiku pd saat malam terakhir aku melihat Opung Doli.
Puji Tuhan, Bou June jg mempercayakanku untuk menemani Opung ke negerinya Mesut Özil. Aku sangat bersyukur akan berkat Tuhan itu dan thankyou so much to Bou Marhaeni. Hal paling spesial kudapat saat persiapan ke Deutschland adalah saat mengurus visa ke Jakarta. Waktu di bandara aku sangat ragu, bisakah aku mengawal putrinya Op. Datu? Itulah pertanyaan yg muncul dipikiranku. Tapi, keraguanku terhapus sudah, semua itu berkat Opungku yg menuntunku saat itu. Maklumlah, Opungnya lebih berpengalaman soal terbang kesana kemari daripada aku, semua itu berkat putrinya yg hebat-hebat.
Opungku termasuk orang yang 'kind and friendly', buktinya dia langsung bicara kepada orang yang disampingnya, padahal dia belum kenal kepada orang tersebut. Setelah terbang pertama, aku pun bisa terbang sendirian.
Hari untuk terbangpun sudah dekat. Tahukah kamu?? Kalau Opung yg dipanggil Tante oleh Bou Upa ini punya perencanaan matang untuk soal perjalanan jauh. (2 bulan sebelum terbang, dia pasti sudah membereskan baju dan alat-alat yang akan dibawa). Tak lupa Ia mengingatkanku untuk belajar dan jaga kesehatan untuk ujian kenaikan kelas. Ujian berjalan sukses dan persiapan untuk terbang sudah ok. Hari terbang pun tiba, terbang ke Jakarta bersama Opung, aku tidak lagi dituntunnya.
Sebelum terbang, aku dapat arahan dari putri bungsu Opung, dia adalah dosen yg cantik, yang baru-baru ini dapat nama baru yaitu : Nai Goklas/ Alvaro. Meskipun sudah ibu-ibu, tapi wajah masih sperti bunga desa. ;D
Semua pihak mempercayakanku untuk mengawal Carol (sepupuku) and my GrandMa.
Di pesawat, muncul sifat unik GrandMa, yaitu sifat Batak, yang selalu menyimpan makanan (untung saja yang disimpannya adalah roti, kalau tiba-tiba makanan berat seperti ayam mungkin aku sudah kewalahan untuk meminta plastik dari pramugari). Hal ini selalu dilakukannya kalau pulang partangiangan, dia selalu membawa cemilan kepadaku.
Sebelum landing, air mata menetes dari matanya. Ia berkata, "atik boi hian ma au dht Op. Doli au songonon" (andaikan saja aku bisa bersama dengan Opung Doli/kakek melakukan perjalanan seperti ini). "Lungun rohaku" (aku merasa rindu dan sedih), lalu aku menjawab, "Baen ma Opung au gantina, alana among do au ijou Bou Itti" (Sudahlah opung, akulah yang menjadi pengganti Opung Doli melakukan perjalanan ini. Karena anak-anakmu memanggilku dengan sebutan among)Kalau dalam bahasa batak among itu memiliki arti sebagai bapak/ayah/kesayangan. Mendengar jawabanku, sedikit senyum terpancar di wajah Opung.
Puji Tuhan, kami landing dengan selamat sampai tujuan di German.
Yang paling ku syukuri adalah kekuatan untuk perjalan selama 16 jam ini kpd Opungku, ia masih kuat utk perjalanan ini, meskipun umurnya sudah 1thn +3/4 abad. Lalu bertemu dengan orang yg kujuluki Thick Madam beserta Amangboru yg ku panggil Uncle Hans.
Welcome, Germany..
Komentar
Posting Komentar