Jakarta

Sudah lama aku tidak berkunjung ke kota Jakarta. Terakhir kali aku memijakkan kaki di kota ini adalah Februari, tahun 2015 lalu. Bila dibandingkan dulu dan sekarang, semua tidak terlalu jauh berbeda. Hawanya yang tetap panas dan lembab, jalanannya yang macet dijam-jam tertentu, manusia dimana-mana, padat merayap, dan gedung-gedung tinggi yang menghiasi langit.

Ibu Kota yang kuat dan tidak tidur. Dari terang hingga kembali terang, manusia hampir tidak tidur. Mempercepat malam dan mendahului matahari. Mengesampingkan rutinitas normal hanya untuk mendapatkan kelayakan. Kelayakan moril, maupun sosial, kelayakan sebagai seorang manusia.

Kota kuat penuh tekanan. Namun tekanan yang membuat setiap orang yang tinggal di dalamnya adalah pejuang.
Kota Tua, 29 Juni 2017

Kota yang menawarkan banyak sekali peluang. Namun kota yang menerima banyak sekali pula pencari peluang. Kota yang setiap sudutnya menjadi rumah untuk siapapun. Memberi kenyamanan, memberi kehidupan. 


Kota yang sangat keras, tidak mengenal peluh keringat. Kelihatannya saja tidak mencintai, namun dalam diam memeluk mereka yang tinggal didalamnya.


Kota yang sebenarnya bukan tujuan tepat untuk berlibur, namun akan selalu kukunjungi, karena  ada kamu di dalamnya.


Jakarta.

Komentar

Postingan Populer