Libo, 10 Juli 2017 (1st day of Internship)
Bangun
subuh dan disponsori dengan kondisi badan yang kurang prima. Setelah seharian kemarin menempuh perjalanan (darat dan udara) yang lumayan lama, dan dilanjut berbelanja
perabotan serta berbagai keperluan untuk mengisi rumah yang kosong melompong. Literally kosong. Ga ada lampu, ga ada kasur, ga ada apa-apa.
Jam 10 malam, jauh, dan banyak toko yang sudah tutup. Kita cukup kesulitan untuk mencari semuanya. Benar-benar tidak mudah bila dihadapkan secara mendadak dengan kondisi seperti ini. Tapi mau-gakmau harus dikerjain. Mau-mau gakmau harus dilaluin. Menahan tangis karena tiba-tiba merasa benar-benar jauh dari rumah.
Mencoba berdamai dengan keadaan, setelah beres-beres (mandi dan tidak sarapan) akupun mulai menyemangati diriku untuk melalui Hari Pertama magang ini. Hari pertama harus menyenangkan, tidak boleh tidak! Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari tumpangan menuju lokasi magang yang katanya berjarak kurang lebih 10 km dari pondok 3-4. (Perumahan tempat kami tinggal).
Jam 10 malam, jauh, dan banyak toko yang sudah tutup. Kita cukup kesulitan untuk mencari semuanya. Benar-benar tidak mudah bila dihadapkan secara mendadak dengan kondisi seperti ini. Tapi mau-gakmau harus dikerjain. Mau-mau gakmau harus dilaluin. Menahan tangis karena tiba-tiba merasa benar-benar jauh dari rumah.
Mencoba berdamai dengan keadaan, setelah beres-beres (mandi dan tidak sarapan) akupun mulai menyemangati diriku untuk melalui Hari Pertama magang ini. Hari pertama harus menyenangkan, tidak boleh tidak! Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari tumpangan menuju lokasi magang yang katanya berjarak kurang lebih 10 km dari pondok 3-4. (Perumahan tempat kami tinggal).
Pondok 34 adalah perumahan yang disediakan
perusahaan untuk karyawan yang bekerja di PT SMAR Tri (SINAR MAS) Libo. Setelah bertanya pada
beberapa karyawan yang bekerja disana, akupun mengetahui bahwa ada beberapa
perumahan yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan biasa, antara lain PKS
(Pabrik Kelapa Sawit), Pondok 1-2, Pondok 3-4, dan Pondok 5-6 yang lokasinya lumayan jauh dari kantor. Bisa menempuh waktu 10-15 menit bila mengendarai sepeda motor. Namun ada juga perumahaan khusus untuk para Staff dan Pimpinan perusahaan termasuk Manager dan asistennya yang berlokasi
tidak jauh dari Kantor.
Mba
Monik! Orang asing pertama, karyawan Laboratorium SMAR Tri yang aku kenal untuk
pertama kali. Doi bersedia memberi tumpangan. Perempuan berkerudung yang sangat
hebat karena mampu membawa motor sejauh Pondok 34 sampai ke Kantor dengan
kecepatan 60 (nyaris 70) km/jam :’) Gabisa bayangin penampakan wajah dan rambut w ketika tiba di Kantor. Ditambah masih kurang tidur di malam sebelumnya. Merasa jadi zombie hidup yang lagi jalan-jalan.
Cukup banyak sekali kejutan yang kutemu di hari pertama ini. Yang pertama adalah jalanannya yang lumayan ekstrim. Awalnya sempat
bingung ketika motor yang kutumpangi berhenti tepat didepan pipa migas ini.
Setelah bertanya kepada Mba Monik, aku
pun tahu bahwa akses terdekat untuk tiba di SMART Tri dengan cepat dari pondok
3-4 adalah dengan melewati jalan setapak di balik pipa ini. Cukup ekstrim karena
jalannya sangat kecil dan licin. Aku yakin, apabila hujan deras semalaman
jalanan ini akan sangat licin dan tidak baik untuk pengendara bermotor. Kitapun melewati pipa ini dengan cara menundukkan kepala sambil menyalakan mesin motor. Gabisa bayangin ya? Sama aku juga masih belum percaya pernah melakukannya :(
Setelah
melewati gunung, lembah, hutan belantara cielah.. Akupun tiba tujuan yang membuatku cukup struggling padahal belum ada 24 jam disini. PT. SMART Research Institute (SMARTRI) Tbk. Perusahaan yang selama 3 bulan
terakhir ini masih abu-abu dalam bayangan, yang dulu cuma tau namanya aja,
sekarang tepat berada di depan mata. Akhirnya memijakkan kaki juga di salah
satu perusahaan Sawit terbesar di Indonesia, Sinar Mas.
Perusahaan yang untuk
proposal magang dan penelitiannya (tidak) menguras waktu dan tenaga yang banyak
*wkwk ketawa dalam hati*
Memasuki gerbang
dengan wajah lelah dan perasaan asing. Asing, karena banyak sekali karyawan dan
pegawai yang memandangi kami (aku dan ke 3 teman lainnya) dengan tatapan yang
tidak dapat kutemukan maksudnya. Penasaran karena kami terlihat aneh, bingung, ingin tahu, atau…
entahlah.
Pertama sekali kami bertemu dengan Pak Agung (Penanggung Jawab Mahasiswa Magang dan juga Alumni dari HPT FP UB). Beliau mengajak kami untuk memulai perkenalan dengan beberapa orang penting, pimpinan dan karyawan di Perusahaan ini. Karena baru pertama sekali bertemu, tidak banyak yang secara jelas kuingat nama dan orangnya.
Tidak banyak, ya maksudku hanya beberapa saja hehe.
Pertama sekali kami bertemu dengan Pak Agung (Penanggung Jawab Mahasiswa Magang dan juga Alumni dari HPT FP UB). Beliau mengajak kami untuk memulai perkenalan dengan beberapa orang penting, pimpinan dan karyawan di Perusahaan ini. Karena baru pertama sekali bertemu, tidak banyak yang secara jelas kuingat nama dan orangnya.
Tidak banyak, ya maksudku hanya beberapa saja hehe.
Jihan .. Jeni.. Jesika.. atau apa …?
Aku
selalu mengalami kesulitan dalam memperkenalkan diri.
Pertama adalah selalu saja ada kesalahan dalam pengucapan nama. Ketika seseorang menanyakan nama panggilan, aku akan selalu menjawab “Panggil saya Jean saja”, yang akan selalu dibalas dengan “Oke Jihan”, atau “Oke Jane”.. Atau apapun, tidak masalah tergantung kenyamanan yang memanggil. *pasrah mode on*
Kedua, nama yang terlalu panjang. Nama lengkapku adalah Jeannifer Thabita Kharis Tambunan. Empat kata dalam nama panjang, yang setiap kata memiliki lebih dari 6 huruf, kemudian ada tambahan marga sebagai identitas suku.
Kerap sekali, ketika seseorang berusia lanjut bertanya “Nama kamu siapa?”, dan aku menjawab “Nama saya Jeannifer”, maka beliau pasti akan bertanya lagi “Apa? Coba ucapkan sekali lagi”, “Nama saya Jeannifer, kakek/nenek/opung” kemudian akan dibalas lagi dengan “Ah aku gak dengar, namamu terlalu susah”. Siapp!..
Ketiga, aku selalu dikira lelaki bila pertama sekali bertemu dengan orang baru.
Seperti, “Jeannifer orangnya yang mana ya?”, “saya pak/ bu”, “oalah kamu ta, saya pikir tadi laki-laki". Hehehe senyum sumringah makan hati.
Pertama adalah selalu saja ada kesalahan dalam pengucapan nama. Ketika seseorang menanyakan nama panggilan, aku akan selalu menjawab “Panggil saya Jean saja”, yang akan selalu dibalas dengan “Oke Jihan”, atau “Oke Jane”.. Atau apapun, tidak masalah tergantung kenyamanan yang memanggil. *pasrah mode on*
Kedua, nama yang terlalu panjang. Nama lengkapku adalah Jeannifer Thabita Kharis Tambunan. Empat kata dalam nama panjang, yang setiap kata memiliki lebih dari 6 huruf, kemudian ada tambahan marga sebagai identitas suku.
Kerap sekali, ketika seseorang berusia lanjut bertanya “Nama kamu siapa?”, dan aku menjawab “Nama saya Jeannifer”, maka beliau pasti akan bertanya lagi “Apa? Coba ucapkan sekali lagi”, “Nama saya Jeannifer, kakek/nenek/opung” kemudian akan dibalas lagi dengan “Ah aku gak dengar, namamu terlalu susah”. Siapp!..
Ketiga, aku selalu dikira lelaki bila pertama sekali bertemu dengan orang baru.
Seperti, “Jeannifer orangnya yang mana ya?”, “saya pak/ bu”, “oalah kamu ta, saya pikir tadi laki-laki". Hehehe senyum sumringah makan hati.
Dan yang paling unik ketika berkenalan
dengan Karyawan disini, banyak sekali yang tidak ingat namaku. Ada yang
mengingat namun memanggil dengan sebutan “Jihan”. Atau seperti Pak Naim
(Manager Perusahaan) “Baiklah Jesica, mulai besok kamu akan bekerja di Lab
Bersama dengan Pak Dias”.
Dalam hati, what the hell Jesica ☹
Not too much activity for 1st day
Karena masih hari pertama,
maka belum ada jadwal terstruktur untuk mahasiswa magang. Jadi sebelum kami berempat (mahasiswa magang) dibagi ke Department yang berbeda, kami diberi pekerjaan untuk membantu salah satu kegiatan karyawan
yaitu Analisis Fruit Set.
Analisis Fruit Set. |
Analisis Fruit Set ini bertujuan untuk mengetahui komposisi minyak yang terkandungpada buah kelapa sawit. Yang mana sebelum dilakukan analisis laboratorium, terlebih
dahulu dipisahkan buah dengan biji sejati dan buah partenokarpi (tanpa biji/buah tidak sejati). Sebab perbedaan jenis buah juga akan mengindikasikan perbedaan jumlah kandungan minyaknya.
Analasis Fruit set ini menggunakan 30 buah sejati sebagai sampel dari 10 spikelet yang diambil dari bagian atas-tengah-dan bawah tandan. Cukup rumit atau akan mengambang bila dijelaskan semuanya disini sekarang, nanti saja bila ada kesempatan akan aku tuliskan di postingan khusus, mhehe 😊
Analasis Fruit set ini menggunakan 30 buah sejati sebagai sampel dari 10 spikelet yang diambil dari bagian atas-tengah-dan bawah tandan. Cukup rumit atau akan mengambang bila dijelaskan semuanya disini sekarang, nanti saja bila ada kesempatan akan aku tuliskan di postingan khusus, mhehe 😊
Masih lelah, dan sangat ngantuk.
Laboratorium Phitopatologi. |
Jam
aktif kerja dimulai dari pukul 07.00 – 12.00 jeda istirahat sampai pukul 14.00,
dilanjut bekerja lagi sampai pukul 16.00, dan berakhir pukul 18.00 bila ada jam
lembur bagi karyawan tertentu.
Hari pertamaa terasa sangat membosankan. Rasanya jam berputar sangat lama. Panas matahari yang menyengat, dan masih lelah karena jam istirahat yang belum terganti membuat badan menjadi semakin lemas.
Sebenarnya aku dan teman-teman yang lain bisa saja pulang ke mess selama jam istirahat, namun karena belum tau arah jalan pulang dan tidak tahu mau menumpang ke kendaraan siapa, kamipun ketiduran di Lab sampai pukul 2 siang. Terbangun secara tiba-tiba karena mendengar benturan keras dari luar ruangan. Helm proyrek yang jatuh. Masih sangat lelah dan sedih, karena belum bisa beradaptasi. Rasanya pengen pulang. Pulang ke rumah ataupun ke kost. Hiks hiks..
Hari pertamaa terasa sangat membosankan. Rasanya jam berputar sangat lama. Panas matahari yang menyengat, dan masih lelah karena jam istirahat yang belum terganti membuat badan menjadi semakin lemas.
Sebenarnya aku dan teman-teman yang lain bisa saja pulang ke mess selama jam istirahat, namun karena belum tau arah jalan pulang dan tidak tahu mau menumpang ke kendaraan siapa, kamipun ketiduran di Lab sampai pukul 2 siang. Terbangun secara tiba-tiba karena mendengar benturan keras dari luar ruangan. Helm proyrek yang jatuh. Masih sangat lelah dan sedih, karena belum bisa beradaptasi. Rasanya pengen pulang. Pulang ke rumah ataupun ke kost. Hiks hiks..
Pulang..
Sudah pukul 15.30 yang
menandakan bahwa setengah jam lagi akan pulang. Karena merasa bosan dan tidak
tau mau melakukan apa, akupun memutuskan untuk mengitari sekeliling Perusahaan
ini yang ternyata sangat luas dan memiliki laboratorium dengan instrumen yang
canggih.
Asri dengan rerumputan yang dirawat dan di tata dengan rapi. Bersih, hampir tidak menemukan sampah. Hijau, karena dikelilingi lahan Kelapa Sawit. Dan.. Langitnya yang biru.
Asri dengan rerumputan yang dirawat dan di tata dengan rapi. Bersih, hampir tidak menemukan sampah. Hijau, karena dikelilingi lahan Kelapa Sawit. Dan.. Langitnya yang biru.
Rumah Kaca |
Areal Pembibitan. |
Akhirnya pukul 4 sore. Waktunya
pulang. Ngasoi di parkiran berharap ada karyawan yang menawari tebengan. Yang membawaku pada pertemuanku dengan Mba Nuri, orang asing kedua yang kukenal
dan sangat baik. Dia menawarkanku tumpangan untuk pulang bersamanya karena Mba
Monik tidak bisa pulang bareng, dia lembur.
Perjalanan pulang yang
disuguhi kembali dengan jalanan yang ekstrim dan matahari yang menyengat, namun
entah kenapa cukup menyejukkan. Angin sore yang menenangkan buat seorang
mahasiswa magang yang masih ketar-ketir karena belum terbiasa dengan kehidupan Kebon.
Hawa yang sejuk untuk seorang mahasiswa magang yang mengharapkan jam pulang kantor berjalan dengan cepat.
Hari yang indah, ditutup dengan kelapa sawit hijau yang menghangatkan mata.
Mungkin besok tidak akan bosan, mungkin besok akan lebih menyenangkan.
Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri, bahwa akan ada kurang lebih 89 hari menyenangkan lainnya yang akan aku alami disini.
Hawa yang sejuk untuk seorang mahasiswa magang yang mengharapkan jam pulang kantor berjalan dengan cepat.
Hari yang indah, ditutup dengan kelapa sawit hijau yang menghangatkan mata.
Mungkin besok tidak akan bosan, mungkin besok akan lebih menyenangkan.
Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri, bahwa akan ada kurang lebih 89 hari menyenangkan lainnya yang akan aku alami disini.
Seberat apapun kamu
mengutuk sebuah hari,
Sebanyak apapun perkejaan yang kamu lakukan dan membuatmu merasa kelelahan yang berlipat,
Pulang adalah bagian terbaik dari semuanya.
Sebanyak apapun perkejaan yang kamu lakukan dan membuatmu merasa kelelahan yang berlipat,
Pulang adalah bagian terbaik dari semuanya.
Magang hari pertama, meski berat, namun aku pasti bisa.
Sampai jumpa besok, Libo. Aku sudah siap! 😊
Komentar
Posting Komentar