Semarang's Story



16 Juni 2018, 04:25 - Stasiun Tawang

Hari itu pukul 4 pagi di Stasiun Tawang kota Semarang. Ditemani buku Aroma Karsa karangan Dewi Lestari perjalanan 9 jam Kereta Api Ekonomi dari kota Malang rasanya begitu cepat. Aku menunggu selama kurang lebih 2 jam untuk kereta kedatangan kakakku (anak ke 3) dari Jakarta, yang akan tiba pukul 06:15. Kami memutuskan untuk berlibur ke Semarang selama beberapa hari. Katanya supaya pikiran segar menghadapi Seminar Hasil dan  Sidang Kelulusan nanti. Entah apa hubungannya, tapi yang dia katakan betul juga.

Awalnya aku kurang setuju menjadikan Semarang sebagai tujuan wisata kali ini. Bagiku, Jogja masih belum bisa dikalahkan oleh kota manapun. Tetapi karena kali ini aku hanya menjadi "volunter" dan bukan 'sponsorship' *wkwkw*, jadilah ikut kemana aja. Asalkan... gratis.



Pagi yang cerah dan hangat di kota Semarang. 


Disambut oleh Nasi Goreng Babat Pak Karmin yang rasanya mantap tenan pake nagih. Dari skala 1-10, aku beri poin 7,5. Keistimewaan dari Nasi Goreng ini adalah proses memasaknya menggunakan kayu bakar. Dan sebagai seorang yang sangat fasih dengan dunia per-mecinan aku yakin kalau nasi goreng ini bebas mecin. Kenapa? Karena tau aja hehehe Jadi bumbu alami dan semuanya dicampur di dalam penggorengan, tanpa minyak goreng. Buat kamu yang akan berkunjung ke kota Semarang, Nasi Goreng ini boleh untuk dicoba.




Kota Lama Semarang. Mengitari bagian kota Lama Semarang mengingatkanku pada Jogja. Bangunannya, jalannya dan suasananya. Terdapat juga berbagai pameran kesenian yang digagasi oleh masyarakat lokal. Suasana sendu dan romantis di Kota Lama Semarang, mampu menciptakan rasa rindu yang amat dalam *tsah*. Sebenernya aku pengen banget foto sama bapak ini, tapi bener-bener ga enak untuk ganggu doi :( sedih.


Lawang Sewu! Siapa yang enggak tau dengan bangunan Pemerintahan Belanda yang sangat historical ini. Jejak sejarah bangunan ini dikenal sebagai penjara paling kejam pada masa penjajahan Jepang, yang ditandai dengan banyaknya korban pembunuhan di bangunan ini. Suasananyapun jadi terkesan (sedikit) mistis, ditambah lampu kuningnya yang remang-remang. Tapi enggak perlu takut, tempat ini amat ramai dikunjungi orang. Aku sudah pernah kesini tahun 2015 silam, tapi tetap gak bosan untuk mengelilingi bangunannya.


Gereja Blenduk Semarang. Gereja ini sudah berusia kurang lebih 300 tahun dan merupakan salah satu ikon dari kota Semarang. Lokasi bangunan ini berada di Jalan Letjend Suprapto Kota Lama Semarang dengan nama bangunan G.P.I.B Imanuel.

Maaf tapi aku benar-benar lupa ini foto bangunan apa :( Apa ya..
Perjalanan selanjutnya adalah daerah Bandungan. Bandungan merupakan salah satu kecamatan yang berada dibagian kaki gunung Ungaran. Berbeda dari kota Semarang, daerah Bandungan ini dipenuhi oleh tempat wisata yang difokuskan pada nature atau anak gaul bilang "alam banget". Suhunya dingin dan sangat sejuk. Berkunjung ke tempat ini mengingatkanku akan kota Batu, Malang.


Susan Spa Resort. Untuk masuk ke tempat ini kita tidak perlu booking tempat/room atau perawatan, karena tempat ini membuat fasilitas untuk pengunjung umum yang sekedar ingin mengelilingi bangunan atau melihat pemandangan. Tiket masuk untuk tempat ini juga terbilang murah, yakni sebesar Rp.25.000,- untuk setiap orang. Dan bagian paling menyenangkannya adalah tiket masuk itu bisa digunakan sebagai voucher makan. Mendukung bgt buat teman-teman yang ingin liburan tapi tetap menjaga kesehatan kantung. Hehehe.

Bangunan tempat diadakannya resepsi/upacara pernikahan.
Candi Gedong Songo. Candi ini merupakan peninggalan bersejarah agama Hindu. Terdapat 9 candi yang terletak secara terpisah. Jadi untuk menggapai ke sembilan Candinya, kita  harus tracking. Mengingat posisi candi ini terletak di daerah kaki Gunung Ungaran. Tapi, perjalanan, dan pemandangannya, worth it!




Dan yang terakhir adalah MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah). Masjid ini sangat megah. Bagian yang unik dari bangunan ini adalah terdapat 6 payung elektrik di bagian depannya. Katanya, apabila jemaah sholat banyak maka payung elektrik ini akan dibuka sebagai naungan dari sinar matahari. Keren! 



19 Juni 2018 - Bandara Achmad Yani Semarang



Kurang lebih selama 4 hari di Semarang hanya bisa mengunjungi tempat-tempat yang sudah aku tuliskan diatas. Siang hari mengunjungi tempat wisata, malam hari mencari makanan enak dan tempat nongkrong ala-ala anak muda. 

Semarang yang hangat, ramah, aman dan akan dirindukan.

Aku pribadi ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dari kakaku yakni Bang Hotman Siringoringo, Tulang Ichsan Sigalingging, Bang Hengky Limbong dan sahabatku yang amat kukasihi Yolan Silalahi. 

Terimakasih karena sudah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kalian selama aku dan saudaraku mengunjungi kotamu. Perjalanan yang amat menyenangkan, dan juga melelahkan. Walau dihari kepulangan masih merasa terlalu singkat dan masih ingin tinggal untuk beberapa hari lagi.

Sampai bertemu lagi di hari  dan suasana yang membahagiakan.


Komentar

Postingan Populer