#WorldEnvironmentDay


Beberapa hari yang lalu sempat membaca beberapa artikel yang memiliki campaign #WorldEnvironmentDay Tolak Sampah Plastik atau Hari Lingkungan Hidup yang akan jatuh pada tanggal 5 Juni 2018 mendatang. Hari Lingkungan Hidup merupakan salah satu Program yang dibentuk oleh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Tahun ini, perayaan Hari Lingkungan Hidup akan difokuskan pada pengurangan sampah berbahan dasar plastik.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan produksi sampah Nasional mencapai 65,8 jt Ton per tahunnya dan 16% dari totalnya adalah sampah plastik, serta mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, Indonesia dinobatkan menjadi Negara Penyumbang Sampah ke Laut terbesar ke 2  dengan jumlah 187,2 juta ton, setelah China (Jenna Jambeck, profesor teknik lingkungan dari University of Georgia, AS). Fakta tersebut seharusnya sudah menjadi peringatan khusus bagi kita mengenai banyaknya dampak buruk yang sudah kita “tabung” sendiri untuk Lingkungan dan anak cucu kita kelak.
Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk di uraikan. Mengapa Sampah dibuang ke laut? Karena ruang (daratan) sudah tidak mampu menampung timbunan sampah. Ketika sampah plastik dibuang ke laut, dibutuhkan bertahun-tahun lamanya untuk di uraikan (terurai secara perlahan menjadi potongan kecil yang akhirnya menjadi debu plastik atau micro plastic).
Hasil penelitian, para pengamat lingkungan sejak dahulu telah menyebutkan bahwa limbah plastik tidak dapat terurai. Hasil studi baru mengindikasikan limbah plastik ternyata dapat terurai di dalam lautan. Studi yang dilakukan oleh seorang ahli kimia Universitas Nihon, Chiba, Jepang, Katsuhiko Saido menyatakan bahwa sekumpulan limbah plastik dapat terurai di lautan. Terurainya limbah plastik di lautan, dapat terjadi setelah plastik terkena terpaan sinar matahari, hujan, dan kondisi lingkungan lainnya secara berulang-ulang. Meskipun demikian, Saido menyatakan, sampah-sampah plastik yang telah terurai menghasilkan bahan kimia yang berpotensial menjadi racun, yakni Bisphenol A dan PS Oligomer. Bahan kimia tersebut diyakini Saido nantinya dapat mengganggu fungsi hormon pada binatang-binatang laut. Beberapa wilayah perairan di Indonesia didata terdapat sekitar 30-60 ribu mikroplastik per km2.
Sebagai Negara Kepulauan dan Negara Maritim, perairan dimanfaatkan menjadi salah satu sumber bahan pangan protein (ikan) untuk kebutuhan Nasional. Pencemaran sampah plastik dapat mengganggu biota Laut yang akan berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Tidak hanya itu, akan banyak sekali kerusakan yang akan terjadi bila kita tidak menguranginya dari sekarang.

APA YANG DAPAT SAYA LAKUKAN?


Tidak berat. Sebagai pemula, mulailah langkah kecil untuk sebuah perubahan besar. Mulailah pada diri sendiri, dan dengan orang-orang disekitarmu.

1.         Hindari penggunaan benda plastik sekali pakai.
Buat kamu yang memiliki kebiasaan nongkrong di beberapa tempat fancy, atau restorant mahal yang menyediakan minuman atau makanan enak, dan nikmat biasakan untuk tidak menggunakan sedotan berbahan dasar plastik. Atau bila memang harus menggunakan sedotan, gunakanlah sedotan yang berbahan dasar aluminium. Yang bisa digunakan untuk beberapa kali dan mudah untuk dibawa kemana-mana.

Sedotan Aluminium

Sendok kayu/aluminium  sebagai pengganti sendok plastik

2.         Tote bag sebagai pengganti plastik belanjaan buat yang senang belanja. Biar terlihat lebih elegan dan stylist.

3.         Membawa minum sendiri dari rumah untuk mengurangi penggunaan sampah botol plastik khususnya untuk botol minuman kemasan. Solusi yang sangat tepat untuk anak kost yang tentunya selalu melaksanakan program menyehatkan kantung. Hehe.

4.         Biasakan untuk makan ots (on the spot) dengan sendirinya akan mengurangi penggunaan plastik yang biasanya digunakan sebagai wadah untuk pembungkus makanan. 


5.         Membuka diri untuk lebih peduli. Menambah wawasan tentang pentingnya lingkungan yang sehat dan bersih.

Tentunya masih banyak lagi bentuk kepedulian yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan untuk tetap ramah bagi siapapun. Aku pernah membaca kutipan seperti ini :


Komentar

Postingan Populer